Adab Bangun Tidur Rasulullah

Tags

Bab Tidur Rasulullah - Tidak ada satu hal pun, baik kecil maupun besar, melainkan telah dijelaskan oleh Islam. Rasulullah shallallahu alaihi wassalam telah menggoreskan buat kita melalui ucapan dan perbuatannya rambu-rambu adab yang seharusnya ditempuh oleh setiap mukmin di dalam hidupnya.

Apa Yang Dilakukan Rasulullah Setelah Bangun Tidur
Adab Bangun Tidur Rasul
Rasulullah shallallahu alaihi wassalam telah menjelaskan, siapa saja yang menghendaki kebahagiaan, hendaklah ia menempuh jalan hidup Rasulullah shallallahu alaihi wassalam dan meneladani adabnya. Sunnah-sunnah ketika bangun tidur sebagai berikut.

1. Berdoa ketika bangun tidur.


Membaca doa merupakan amalan yang dianjurkan untuk dilakukan sebelum atau sesudah melakukan sesuatu. Membaca doa setelah bangun tidur juga menjadi salah satu sunnah dari Nabi SAW. Membaca doa tersebut sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat usia yang telah diberi. Adapun doa yang harus diucapkan memiliki arti sebagai berikut:

الحَمْدُ ِللهِ الَّذِي أَحْيَاناَ بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَ إِلَيْهِ النُّشُوْرُ
Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah ditidurkanNya dan kepadaNya kami dibangkitkan. Hadits Shohih (HR. Bukhari no. 6312 dari Shahabat Hudzaifah radhiallahu'anhu dan Muslim no. 2711 (59) dari Shahabat Al-Baro' radhiallahu'anhu).

Dalam satu hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

مَنْ تَعَارَّ مَنَ اللَيْلِ فقَال حِيْنَ يَسْتَيْقِظُ: لا إله اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ له، لَهُ المُلْكُ وَ لَهُ الحَمْدُ يُحْيِي وَ يُمِيْتُ،بِيَدِهِ الخَيْرُ و هو على كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، سُبْحَان الله وَ الحَمْدُ للهِ ولا إله إلا اللهُ و اللهُ أَكْبَرُ و لا حَوْلَ و لا قُوَّةَ إلاَّ بالله، ثُمَّ قَال: اللهُمَّ اغْفِرْ لِي أَوْدَعا اسْتُجِيبَ لَهُ، فَإِنْ قَامَ فَتَوَضَأُ ثُمَّ صَلَّى قُبِلَتْ صَلاَتُهُ
“Barangsiapa bangun pada malam hari, kemudian ia berdoa,” Tiada illah yang berhak disembah melainkan Allah semata, tiada sekutu baginya, milikNyalah segala kerajaan dan pujian, Yang Maha menghidupkan dan mematikan, di tanganNyalah segenap kebaikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Maha Suci Allah, segala puji bagiNya dan tiada illah yang berhak disembah kecuali Allah, Allah Maha Besar, tiada daya serta upaya melainkan dengan pertolongan Allah” kemudian setelah itu berdoa,” Ya Allah ampunilah aku” ataupun doa yang selain itu niscaya dikabulkan doanya. Kemudian apabila ia bangkit berwudhu lalu shalat maka akan diterima shalatnya.

2. Mengusap bekas tidur yang ada di wajah dengan tangan.


Hal kedua yang harus kita ikuti dari Nabi ketika bangun tidur adalah mengusap wajah dengan tangan. Tujuannya adalah untuk menghilangkan rasa kantuk. Setelah mengusapkan tangannya ke wajah, lalu Nabu membaca 10 ayat yang terakhir sari surat Ali-Imran. Menurut Imam an-Nawawi dan al-Hafizh Ibnu Hajar, hal ini dianjurkan berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam”

Hal ini menurut Imam An-Nawawy dan Al Hafidz Ibnu Hajar sebagai sesuatu yang dianjurkan berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu'alaihi wassalam lafazh yang tercantum di kitab nash arabnya adalah sebagai berikut.

فَاسْتَيْقَظَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجَلَسَ يَمْسَحُ النَّوْمَ عَنْ وَجْهِهِ بِيَدِهِ
Lafazh di atas ada penambahan huruf Fa (mungkin penulis menginginkan fa itu sebagai fa Isti'nafiyah - bersambung dari pernyataan lafazh hadits sebelumnya) sedangkan yang terdapat di Kitab Shohih Bukhori dan yang lainnya adalah sebagai berikut:

اسْتَيْقَظَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجَلَسَ يَمْسَحُ النَّوْمَ عَنْ وَجْهِهِ بِيَدِهِ
Rasulullah Shollallahu'alaihi wassalam bangun tidur kemudian duduk sambil mengusap wajahnya dengan tangannya. Hadits Shohih (HR. Al-Bukhori no. 183, Muslim no. 763 (182), Abu Dawud no. 1367, Ibnu Majah no. 1363, an-Nasai no. 1620, Ahmad no. 2164 (cet M. Arrisalah) Semuanya dari jalur Malik dari Makhromah bin Sulaiman dari Kuraib Pembantu Ibnu Abbas dari Ibnu Abbas radhiallahu'anhum)

3. Beristintsaar (mengeluarkan /menyemburkan air dari hidung sesudah menghirupnya)


إِذَا اِسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ مَنَامِهِ فَلْيَسْتَنْثِرْ ثَلاَثاً فَإِنًّ الشَّيْطَانَ يَبِيْتُ عَلَى خَيْشُوْمِهِ
Lafazh di atas menggunakan lafazh KHOISYUUMIHI dipakai oleh al-Bukhori dengan penambahan فَتَوَضَّأَ (maka berwudhulah), sedangkan yang terdapat di Kitab Shohih Muslim dan yang lainnya menggunakan lafazh KHOYAASYIHI bentuk jamak dari KHOISYUUMIHI- maknanya sama yaitu batang hidung (bagian tengah hidung sebagaimana dijelaskan di Syarah Shohih Muslim oleh Imam an-Nawawi III/127) sebagai berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ مَنَامِهِ فَلْيَسْتَنْثِرْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَبِيتُ عَلَى 
 خَيَاشِيمِهِ
 Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu, sesungguhnya Nabi Shollallahu'alaihi wassalam pernah bersabda: "Apabila seorang diantara kalian bangun tidur maka beristintsaarlah tiga kali karena sesungguhnya syaitan bermalam di batang hidungnya" . Hadits Shohih (HR. Bukhari no. 3295 dan Muslim no. 238 (23) dari Shahabat Abu Hurairoh radhiallahu'anhu)

4. Mencuci kedua tangan tiga kali


Berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu'alaihi wassalam :

إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فَلاَ يَغْمِسْ يَدَهُ فِي اْلإِنَاءِ حَتَّى يَغْسِلَهَا ثَلاَثًا
"Bila salah seorang diantaramu bangun tidur, janganlah ia menyelamkan tangannya ke dalam bejana, sebelum ia mencucinya tiga kali. Hadits Shohih (HR. Bukhari no. 162 dan Muslim no. 278 (87) dari Shahabat Abu Hurairoh radhiallahu'anhu)

Lafazh lengkapnya milik Muslim adalah sebagai berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ، فَلَا يَغْمِسْ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ حَتَّى يَغْسِلَهَا ثَلَاثًا، فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ
Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu, sesungguhnya Nabi Shollallahu'alaihi wassalam pernah bersabda:"Apabila seorang diantara kalian bangun tidur maka janganlah ia menyelamkan/menyelupkan tangannya ke dalam bejana, sebelum ia mencucinya tiga kali, karena sesungguhnya ia tidak mengetahui dimana tangannya semalam berada"

5. Bersiwak atau Sikat Gigi


Sunnah selanjutnya yang dilakukan oleh Rasulullah ketika bangun tidur adalah bersiwak. Siwan merupakan nama untuk sebuah kayu yang digunakan untuk menggosok gigi. Jika pada zaman sekarang ini, bersiwak berarti menggosok/membersihkan gigi untuk menghilangkan kotoran pada gigi dan juga untuk menjaga kebersihan mulut.

كَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اِسْتَيْقَظَ مِنَ اللَيْلِ يَصُوْشُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ
{ Lafazh di atas menggunakan lafazh ISTAIQADZO, sedangkan yang terdapat di Kitab Shohih Bukhori dan yang lainnya menggunakan lafazh QAAMA sebagai berikut:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ، يَشُوصُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ
Nabi Shollallahu'alaihi wassalam apabila bangun malam membersihkan mulutnya dengan bersiwak. Hadits Shohih (HR. Bukhari no. 245 dan Muslim no. 255 (46) dari Shahabat Hudzaifah radhiallahu'anhu)

Ada banyak manfaat yang diperoleh apabila menggosok gigi ketika bangun tidur. Termasuk dari keistimewaan siwak adalah memberikan stimulan untuk bangun terjaga dan memberikan kesegaran.Terlebih lagi bagi mereka yang hendak sholat malam dan tidak hanya dapat menyegarkan, gosok gigi juga akan menghilangkan bau mulut.

Artikel Terkait