Sejarah Islam Di Kebumen - Menelusuri tentang sejarah masuknya islam di Desa Candimulyo kebumen
sebenarnya sedang membicarakan tempat tinggalnya saya sendiri tepatnya
yaitu di Desa candimulyo. Dilihat dari nama Candimulyo saja sudah
langsung menimbulkan pertanyaan.
Kenapa nama Desanya ''Candimulyo''?
Pertanyaan yang sering dilontarkan orang-orang kepada saya kenapa namanya candimulyo, emang ada candinya? Sebenarnya saya sendiri tidak tahu asal muasal nama desa tersebut, tetapi dengan dorongan rasa keingintahuannya, saya tanya sama bapak yang pastinya lebih tahu.Nama Desa ''candimulyo'' itu sendiri diambil dari kata candi dan kata mulyo. Secara bahasa, candi berarti tempat dan mulyo memiliki arti subur, makmur, sejahtera. Jadi secara terminologi, Candimulyo dapat diartikan sebagai tempat yang subur, makmur dan penghuninya sejahtera. Desa Candimulyo terdiri atas tiga pedukuhan yaitu Tlimbeng (RW 1), Krajan (Rw 2) dan Pejaten (Rw 3)
Menurut sumber lisan dari para orang tua terdahulu, di daerah yang sekarang menjadi Desa Candimulyo ini, terdapat sebuah bekas candi namun tidak dapat terlihat seutuhnya, itu disebabkan terkubur oleh tanah. Karena memang oleh para wali dahulu dengan sengaja mengubur candi tersebut dengan tujuan meninggalkan dan menghilangkan ajaran hindu dan animisme.
![]() |
Gambar Candi yang terdapat di Desa Candimulyo |
Bukti yang memperkuat adanya candi di Desa ini yaitu letaknya tidak jauh dari Desa Sumberadi, yang mana di Desa Sumberadi ini, ditemukan situs peninggalan lingga dan yoni serta bongkahan batu bara berukuran besar yang di duga merupakan bagian dari komplek candi untuk pemujaan masyarakat Hindu. Ini menandakan bahwa sejak abad ke-8 pun tempat tersebut sudah dihuni oleh manusia.
![]() |
Gambar Candi yang terdapat di Desa Sumberadi Kebumen |
Sejarah masuknya islam di kebumen sangat erat kaitannya dengan Desa yang saya tempati sekarang yaitu Desa Candimulyo, mengapa? Desa Candimulyo ini merupakan Desa yang sudah ada bahkan lebih awal dari kemunculan nama kebumen itu sendiri.
Kemunculan nama ''ndesa'' ini juga lebih awal dari pada nama Candimulyo yang kemudian nama ''ndesa'' digantikan dengan nama krajan sebagai salah satu nama pedukuhan di Desa Candimulyo agar tidak menimbulkan kebingungan dengan istilah ''Desa'' sekarang.
Waktu saya kecil dulu, istilah ''ndesa (sekarang krajan)'' masih sangat sering terdengar ditelinga. Nama krajan juga nama baru yang dibuat oleh kepala suku/ Lurah waktu itu yaitu Alm. H. Zainal Arifin.
Kenapa Ada Istilah ''Ndesa''
Adanya istilah ndesa di Desa Candimulyo menurut sumber lisan dari para orang tua bahwa dahulu kala di Desa Candimulyo sudah berdiri padepokan dan pasar dan sebagai satu-satunya pusat perdagangan jual-beli yang mana ditempat lain belum ada karena didekat Desa ini belum ada desa-desa lain alias masih hutan belantara. Jadi dalam hal ini berarti Desa Candimulyo sudah lebih dulu ada.Masuknya Islam Didesa Candimulyo.
Desa Candimulyo merupakan bagian dari komplek candi sehingga masyarakat waktu dulu menganut kuat agama Hindu. Masuknya islam ke Desa Candimulyo dibawa oleh para pedagang dari Yaman yang memang waktu itu Desa ini sebagai pusat perdagangan. Para pedagang ini juga sudah dibekali dengan ilmu Islam yang sudah mumpuni bahkan sudah tergolong sebagai seorang ulama yang memang sudah ditugaskan untuk menyebarkan ajaran agama Islam.Sayid Muhammad Ishom Al Hasan atau lebih dikenal dengan nama Syekh As Sayid Abdul Kahfi Al Hasani adalah tokoh yang ditugaskan Desa Candimulyo ini, karena di Desa ini masih sangat kental dengan ajaran Hindu dan Animisme.
Sayid Muhammad Ishom Al Hasan mendarat di Pulau Jawa untuk pertama kalinya di Pantai Karang Bolong, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen, sekitar abad ke-15 Masehi. Setelah berhasil mengalahkan Resi Darapundi di Karanganyar, kemudian mengislamkan resi dan para penduduknya. Perjalanan beliau berlanjut ke timur hingga sampai di daerah yang sekarang menjadi Desa Candimulyo ini.
Untuk memperluas ajaran agama islam ini Syekh As Sayid Abdul Kahfi Al Hasani mendirikan Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu yang mana letak pondok tersebut tidak jauh dari Desa Candimulyo. Sebenarnya Desa candimulyo ini sangat luas sampai dan karena terlalu luas Candimulyo ini terpecah dua bagian yaitu Desa Candimulyo itu sendiri dan Desa Sumberadi dimana Pondok Al Kahfi itu berada.
Karena kisah perjalanan Syekh As Sayid Abdul Kahfi Al Hasani yang mengislamkan Resi penduduk tersebut, lalu menamai Candimulyo itu yang tercatat dalam buku, kitab serta manuskrip sejarah yang sekarang tersimpan di Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu.
Makam Syekh As Sayid Abdul Kahfi Al Hasani terletak di Pemakaman Umum Lemah Lanang yang berada di Desa Candimulyo dan Desa Somalangu. Setiap bulan Rabi’ul Awal ( Maulud ) dan bulan Rajab dalam kalender Hijriah, ribuan orang dari berbagai penjuru datang untuk berziarah dan mengikuti acara Khaul yang diadakan di Pondok Pesantren Al Kahfi
![]() |
Gambar Gerbang Makam Syekh As Sayid Abdul Kahfi Al Hasani |
Itulah sepenggal sejarah dan masuknya Islam di Desa Candimulyo Kebumen. Diperlukan penelitian dan pengkajian yang lebih mendalam untuk mengetahui apakah candi yang ada di Dukuh Tlimbeng tersebut memang benar-benar candi hindu. Ataukah mungkin hanya reruntuhan bangunan biasa